Rabu, 04 Januari 2012

The Dream Comes True: Cita-Cita Menjadi Public Speaker Sejak SMA


Ada semacam dorongan kuat dalam diri untuk segera menuliskan uneg-uneg dalam pikiran ke dalam lembaran ini. Rasanya seperti Gunung Merapi yang siap memuntahkan lahar. Siap melibas dan menyapu bersih daerah yang dilalui, apapun rintangannya.
Syndrome “Ketakutan”
Sejak saya duduk di bangku SMA, ada segumpal keinginan yang mengisi ruang hati. Keingingan menjadi seseorang yang pandai beragumen, tidak takut maju di depan kelas saat diminta oleh guru. Sederhana sekali. Mengapa?. Karena waktu itu, ada semacam syndrome “ketakutan” yang luar biasa mengidap teman-teman saya - dan juga saya tentunya. Tidak banyak teman yang bisa maju ke depan kelas dengan gagah berani dan penuh percaya diri. Hampir semuanya terkena syndrome tersebut. Namun, ada sosok yang berbeda. Diantara puluhan siswa dalam kelas saya, dia yang cukup berbeda dan berani. Rasanya, tidak ada rasa malu dan ketakutan sedikitpun.
Saya pun mulai mengidolakan teman yang satu ini. Kadang saya bertanya pada diri sendiri, mengapa saya tidak seperti dia?. Maka dimulailah keinginan untuk berubah. Waktu itu saya berpikir, agar saya bisa maju ke depan kelas tanpa rasa takut maka saya harus menguasai materi dan punya banyak wawasan agar tidak habis kata-kata saat berbicara di depan umum. Analogi sederhana seperti ceret yang selalu diisi penuh dengan air, maka tidak akan habis walau dituang ke dalam gelas. Saya pegang teguh analogi ini, sampai sekarang.
Sang Inspirator: Wakil Presiden Republik BBM
Ada sebuah tayangan yang menjadi salah satu inspirator saya menjadi seorang public speaker, Republik Benar-Benar Mabuk (BBM). Waktu itu, presiden republik BBM adalah alm. Taufik Savalas, didampingi wakil presiden BBM, yaitu Ucup Kelik Pelipur Lara. Republik BBM menyajikan tayangan replika Republik Indonesia yang penuh dengan humor. Ada juga yang menyebut tayangan ini parodi politik. Entah apapun namanya, yang jelas acara ini pas di hati, terutama plesetan-plesetan yang nyrocos keluar dari mulut presiden dan wakil presiden republik BBM. Wapres Republik BBM sering melontarkan plesetan-plesetan yang tidak tanggung, tajam, kritis dan tentunya jenaka. Saya selalu ingat, ketika Pak Wapres menyampaikan kampanye politiknya. Berikut petikan kampanye tersebut:
“Bapak/Ibu, puluhan juta saudara kita di negeri ini berada di bawah garis kemiskinan. Maka jika saya menjadi wakil presiden, saya akan mengangkat mereka berada pas di garis kemiskinan”.
Seorang public speaker, selain dituntut punya wawasan yang luas, dia juga harus bisa membawa suasana yang menyenangkan. Republik BBM memberi saya inspirasi humor-humor segar yang bisa saya lontarkan saat bicara di depan umum. Maka, saya sampai pada satu opini bahwa modal menjadi seorang public speaker adalah kemampuan menguasai dan mengendalikan suasana, materi, memiliki wawasan luas dan mampu menghibur peserta.
Kesempatan menjadi seorang public speaker profesional terbuka lebar, salah satunya adalah melalui TFT. Maka, ini peluang bagi saya untuk belajar lebih banyak seputar public speaking. Bagi saya, kemampuan public speaking tidak hanya penting dalam dunia trainer, melainkan penting dimiliki oleh setiap mahasiswa. Skill ini dibutuhkan sebagai nilai plus bagi seorang mahasiswa. Toh, mahasiswa nantinya tidak hanya bergaul atau berinteraksi dengan benda mati saja melainkan dengan benda hidup bernama masyarakat.
Go success, be a young public speaker..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refreshing

Salah satu negara miskin mengirim surat kepada FAO-PBB, isi suratnya sebagai berikut:

"Tuan-tuan, tolonglah kami. Negara kami sedang ditimpa bencana kelaparan... Banyak penduduk kami mati kelaparan. Tolonglah, bantulah kami untuk memecahkan masalah ini."

Seminggu kemudian, datanglah balasan:

"Pemecahannya... Kalau ada rakyat Anda yang kelaparan, beri saja makan secukupnya. Jangan lupa beri vitamin-vitamin yang menyehatkan!"

Penyejuk Hati

Bukan karena kau diperhatikan maka tingkahlakumu menjadi baik, tetapi karena tingkah lakumu yang baik, maka kau diperhatikan....

IELTS IELTS IELTS