Kamis, 08 Maret 2012

Restorasi Pesona Global Jamu Madura

Oleh Mojiono et al. (2012)
(Ringkasan Naskah PKM GT DIKTI 2012)
Konsep back to nature atau kembali ke alam telah menjadi bagian penting dalam mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap manajemen kesehatan. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam membawa perubahan pada pola konsumsi obat dari yang berbahan kimiawi, ke obat-obatan yang terbuat dari bahan alami. Traditional medicine menjadi pilihan masyarakat di hampir semua belahan dunia. Di Indonesia, pengobatan tradisional telah digunakan oleh 40% masyarakat Indonesia dan pengobatan menggunakan bahan herbal dikenal dengan istilah jamu. Peningkatan kebutuhan herbal merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan budi daya tanaman obat, maupun industri pengolahannya dengan skala besar.
Madura adalah salah satu wilayah yang sangat populer hingga ke mancanegara karena pesona ramuan herbal yang sudah teruji oleh pemakaian empiris. Isu global mengenai back to nature memberi peluang Jamu Madura sebagai “green product” untuk mengambil peran lebih banyak (supporting agent), baik di tingkat nasional maupun internasional. Jamu Madura juga telah menjadi warisan dan identitas budaya yang harus selalu dilestarikan. Meskipun sudah terkenal, Jamu Madura masih dihadapkan pada persoalan pokok dan mendasar, antara lain mengenai perlindungan kekayaan intelektual dan minimnya riset tentang jamu. Oleh karena itu, restorasi pesona global Jamu Madura perlu dilakukan untuk memberikan gagasan terhadap upaya pelestarian dan pengembangan Jamu Madura sebagai warisan nusantara, serta untuk memberikan gagasan mengenai peran (supporting agent) yang dapat dilakukan Jamu Madura di tingkat internasional melalui gerakan back to nature.
Restorasi merupakan upaya penyegaran kembali atau pembaharuan. Restorasi pesona global Jamu Madura adalah bentuk pembaharuan dan penyegaran terhadap potensi global Jamu Madura yang dilakukan melalui sinergi multisektoral. Sinergi melibatkan setidaknya empat pendekatan, yaitu (1) pendekatan sains teknologi, (2) pendekatan industri, (3) pendekatan birokrasi, dan (4) pendekatan budaya. Pendekatan sains dan teknologi menitikberatkan pada peningkatan intensitas riset terhadap tanaman obat potensial maupun inovasi pada produk jamu. Riset dilaksanakan oleh IJM sebagai lembaga riset yang khusus menangani Jamu Madura. Hasil riset IJM selanjutnya menjadi input bagi industri jamu lokal mapun nasional untuk selanjutnya dilakukan tahap produksi. Pemda juga menempati posisi penting dalam mengatur perijinan dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual ramuan Madura. Berikutnya, Pemda juga harus melakukan langkah strategis dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi di bidang industri jamu. Pendekatan budaya juga dilakukan pada upaya restorasi karena Jamu Madura merupakan warisan dan identitas budaya yang harus dipelihara. Jamu Tour merupakan model wisata jamu yang dirancang khusus untuk mengenalkan lebih jauh mengenai Jamu Madura kepada wisatawan. Keempat pendekatan di atas merupakan langkah yang tepat untuk melestarikan dan mengembangkan Jamu Madura ke skala yang lebih luas serta supporting agent dalam gerakan back to nature.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Refreshing

Salah satu negara miskin mengirim surat kepada FAO-PBB, isi suratnya sebagai berikut:

"Tuan-tuan, tolonglah kami. Negara kami sedang ditimpa bencana kelaparan... Banyak penduduk kami mati kelaparan. Tolonglah, bantulah kami untuk memecahkan masalah ini."

Seminggu kemudian, datanglah balasan:

"Pemecahannya... Kalau ada rakyat Anda yang kelaparan, beri saja makan secukupnya. Jangan lupa beri vitamin-vitamin yang menyehatkan!"

Penyejuk Hati

Bukan karena kau diperhatikan maka tingkahlakumu menjadi baik, tetapi karena tingkah lakumu yang baik, maka kau diperhatikan....

IELTS IELTS IELTS